Friday, 1 June 2018

CARA KERJA DALAM MELAKUKAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN


Sekarang tibalah saatnya kawan-kawan untuk menuliskan hasil penelitian yang telah dilakukan selama ini. Sebelum kawan-kawan memulai, mohon diperhatikan bahwa yang dimaksud dengan hasil penelitian di sini adalah hasil analisis data. Data asli, juga sering disebut data mentah, dapat dilaporkan, tetapi dengan cara dirujuk sebagai lampiran, bukan disajikan sebagai hasil, apalagi dibahas. Kawan-kawan juga perlu memperhatikan bahwa yang dimaksud dengan membahas di sini bukanlah memberikan penjelasan terhadap setiap hasil analisis data, apalagi memberikan penjelasan dengan cara menduga-duga menggunakan hasil penelitian pihak lain yang belum tentu relevan. Yang dimaksud dengan membahas adalah menjelaskan hubungan yang mencakup hasil analisis seluruh peubah untuk menjawab tujuan penelitian (pertanyaan penelitian), menjelaskan keutamaan dan keterbatasa penelitian serta implikasi yang ditimbulkannya sebagai dasar untuk merumuskan saran.
Sebelum mulai menulis, pikirkan terlebih dahulu bagaimana bagian hasil dan pembahasan akan disusun. Maksud saya, perlu memikirkan struktur atau kerangka penulisan hasil dan pembahasan. Untuk melakukan ini kawan-kawan perlu kembali melihat ke belakang (look back) untuk memastikan teori yang mendasari penelitian, masalah penelitian, dan tujuan penelitian. Masih dengan melihat ke belakang, kawan-kawan perlu memeriksa peubah yang digunakan untuk menjawab tujuan utama dan tujuan tambahan. Berdasarkan itu semua, barulah kawan-kawan menyusun kerangka penulisan. Saran saya, peubah sebaiknya dijadikan sebagai judul bagian-bagian hasil. Kemudian kawan-kawan membuat bagian pembahasan tersendiri untuk menyajikan pembahasan secara menyeluruh, bukan membahas bagian demi bagian hasil penelitian.
Penyajian hasil penelitian eksperimental perlu diawali dengan memaparkan keadaan pelaksanaan percobaan, apakah berlangsung sebagaimana yang direncanakan atau menghadapi kendala tertentu. Bila menghadapi kendala tertentu, jelaskan kendala yang dihadapi dan apakah kendala tersebut dapat diatasi. Penyajian hasil penelitian survei dapat diawali dengan memberikan gambaran umum mengenai wilayah dan populasi penelitian. Populasi dalam hal ini berarti seluruh obyek penelitian yang terdapat di seluruh wilayah survei. Bila obyek penelitian adalah manusia, maka populasi penelitian berarti jumlah penduduk. Tetapi bila obyek penelitian adalah tanaman maka populasi penelitian berkaitan dengan luas tanam, luas panen, dan produksi tanaman. Pada bagian ini juga dapat ditulis pengantar untuk menjelaskan secara singkat bagaimana hasil dan pembahasan akan disajikan, mana yang merupakan hasil utama dan mana hasil tambahan.
Pada bagian berikutnya kawan-kawan sebaiknya menyajikan hasil analisis peubah yang digunakan nuntuk menjawab tujuan utama penelitian. Berikutnya barulah dilanjutkan dengan menyajikan hasil analisis peubah lain yang merupakan peubah tambahan. Ingat, yang disajikan adalah hasil analisis, bukan data mentah. Penyajian hasil analisis setiap peubah sebaiknya didahului dengan pengantar untuk merujuk data mentah dan hasil analisis data lengkap yang dicantumkan sebagai lampiran. Kemudian, penyajian hasil dapat dilakukan dengan menggunakan:
Uraian, terutama untuk menyajikan hasil analisis data kualitatif seperti ciri-ciri tanaman, ciri-ciri jenis tanah, ciri-ciri organisme pengganggu tumbuhan, ciri-ciri organisme bermanfaat, gejala dan tanda penyakit, dan sebagainya. Uraian dibuat dengan menggunakan gaya penulisan deskriptif, lebih khusus lagi gaya penulisan deskriptif untuk pemerian;
Tabel, untuk menyajikan hasil analisis kuantitatif dengan menggunakan teknik-teknik analisis statistika tertentu. Bila merupakan hasil analisis deskriptif, jangan lupa menyertakan nilai galat (galat pengambilan sampel untuk data survei). Setiap tabel harus disertai dengan judul di bagian atasnya, judul didahului dengan kata 'Tabel' dan diikuti dengan nomor urut tabel. Setiap tabel harus dirujuk dalam teks dengan menyebutkan kata 'Tabel' disertai dengan nomor urut tabel.
Gambar, dapat berupa grafik atau kurva hasil analisis data atau gambar visual seperti gambar garis, foto, atau peta. Seperti penyajian tabel, penyajian gambar harus disertai dengan judul yang didahului dengan kata 'Gambar' dan diikuti dengan nomor urut gambar. Berbeda dengan penyajian judul tabel, penyajian judul gambar dilakukan di bawah gambar. Setiap gambar harus dirujuk dalam teks dengan menyebutkan kata 'Gambar' disertai dengan nomor urut gambar.
Ketika menyajikan hasil, hal-hal yang sudah dicantumkan dalam tabel tidak perlu lagi dicantumkan sebagai gambar, atau sebaliknya. Demikian juga dengan hal-hal yang terdapat pada pada tabel atau gambar, tidak perlu seluruhnya diulangi lagi dalam bentuk uraian. Yang perlu kawan-kawan lakukan adalah menjelaskan, apa maksud hasil yang telah dicantumkan pada tabel atau gambar tersebut dan bagaimana kaitannya dengan tujuan penelitian. Misalnya apa yang dimasud dengan nyata (significant) dan bagaimana kaitan hasil nyata tersebut dengan tujuan penelitian. Penjelasan seperti ini sering disebut sebagai menginterpretasikan, tetapi saya menghindari penggunaan istilah ini karena dapat juga bermakna memberikan penjelasan interpretatif, yang berarti penjelasan subyektif peneliti. Bukan berarti penjelasan interpretatif salah, melainkan merupakan cara yang condong ke cara pandang subyektivisme. Bila analisis data memberikan hasil tidak sebagaimana yang diharapkan, perlu dijelaskan mengapa hasil yang tidak diharapkan tersebut bisa terjadi.
Saya perlu sekali lagi mengingatkan bahwa yang dipaparkan sebagai hasil penelitian adalah hasil analisis data, bukan data mentah. Oleh karena itu, ketika menjelaskan hasil, jangan pernah memberikan penjelasan dengan berdasarkan pada data mentah. Data mentah merupakan data yang masih mengandung galat dan analisis data telah dilakukan untuk 'membuang' galat tersebut. Saya sengaja menyampaikan ini karena masih ada kawan-kawan yang menjelaskan hasil penelitian eksperimental dengan hasil analisis ragam yang tidak nyata dengan cara kembali menggunakan data mentah. Hal ini antara lain dilakukan dengan menyatakan, "Meskipun hasil analisis menunjukkan tidak terdapat perbedaan nyata antar perlakuan, hasil perhitungan rata-rata menunjukkan adanya perbedaan secara matematik". Saya tidak habis pikir bagaimana dosen pembimbing bisa meloloskan penjelasan seperti ini. Hasil penelitian empirik bukan persoalan matematika, melainkan persoalan statistika inferensial yang digunakan untuk menganalisis data. Dan yang jelas, perbedaan yang tampak dalam data merupakan perbedaan yang masih mengandung galat. Setelah galat tersebut dibuang melalui analisis data itulah maka perbedaan tersebut menjadi tidak berarti (tidak nyata).
Saya menganjurkan agar pembahasan dilakukan sebagai bagian tersendiri. Saya menganjurkan demikian karena pembahasan bukan merupakan penjelasan terhadap hasil analisis data dari setiap peubah. Pembahasan merupakan uraian mengenai bagaimana hasil analisis setiap peubah dikaitkan satu sama lain untuk menjawab tujuan penelitian dan mengaitkannya dengan teori yang mendasari penelitian atau dengan hasil penelitian-penelitian terdahulu. Dalam hal ini hubungan sebab-akibat dijelaskan dalam konteks hubungan antara peubah satu dengan peubah lainnya dengan merujuk pada hasil analisis data masing-masing. Ingat, membahas hasil penelitian sebaiknya tidak dilakukan dengan menggunakan hasil penelitian lain atau pustaka sebagai alasan dengan didahului dengan kata 'diduga'. Penelitian lain belum tentu relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan, apalagi pustaka buku teks. Bila kawan-kawan melakukan ini maka berarti kawan-kawan melakukan penelitian dimulai dengan mengajukan hipotesis dan berakhir dengan dugaan.
Membahas, sebagaimana menyajikan hasil penelitian, dimulai dengan melihat kembali ke belakang. Kawan-kawan perlu mengaitkan hasil penelitian secara keseluruhan dengan tujuan penelitian untuk menunjukkan bahwa tujuan penelitian telah atau belum tercapai. Bila telah tercapai, memberikan penjelasan atas keutamaan hasil penelitian dalam menjawab tujuan penelitian, dibandingkan misalnya dengan alternatif jawaban lainnya (diperoleh melalui pustaka). Bila belum tercapai secara keseluruhan atau sama sekali belum tercapai, kawan-kawan perlu memberikan penjelasan dengan merujuk pustaka yang relevan. Selain melihat kembali ke belakang, pembahasan juga perlu dilakukan dengan melihat ke depan. Melihat ke depan dapat dilakukan dengan menjelaskan implikasi yang dapat timbul dari hasil penelitian dan saran yang perlu diajukan berkaitan dengan implikasi tertentu. Implikasi dalam hal ini berarti implikasi logis, yaitu hal-hal yang dapat terjadi sebagai konsekuesi dari hasil penelitian. Implikasi dapat mencakup implikasi ilmiah (teori dan metodologi), implikasi kebijakan, implikasi praktis, dan sebagainya. Berkaitan dengan implikasi ini disarankan hal-hal yang perlu dilakukan, terutama penelitian yang masih perlu dilakukan pada waktu-waktu yang akan datang.
Pembahasan, seperti juga penyusunan tinjauan pustaka, memerlukan dukungan pustaka, terutama pustaka hasil penelitian. Tetapi pustaka diperlukan bukan untuk mendukung penjelasan menduga-duga, melainkan untuk menjadi dasar dalam membangun hubungan antara peubah satu dengan peubah lainnya. Pustaka juga diperlukan untuk 'memposisikan' hasil penelitian di tengah-tengah penelitian lain yang berkaitan. Yang saya maksud di sini adalah mengaitkan hasil penelitian dengan hasil penelitian laiinya. Mohon agar kawan-kawan hati-hati di sini, saya bukan bermaksud membandingkan atau mencari dukungan. Dalam dunia ilmiah tidak ada urusan dukung mendukung yang diungkapkan dalam kata-kata, melainkan dinyatakan dalam bentuk hasil yang saling bersesuaian. Oleh karena itu, melakukan pembahasan dengan menggunakan ungkapan semacam 'Hal ini didukung oleh hasil penelitian ..." jangan pernah dilakukan karena terlalu vulgar. Lakukan itu nanti pada saat kawan-kawan berkampanye menjadi anggota dewan atau menjadi gubernur maupun bupati/walikota.

No comments:

Featured Post

Ekspresi Gagal Membuat Video TikTok

Superior Posting