Friday, 1 June 2018

VALIDITAS DAN RELIABILITAS


Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Prinsif validitas adalah pengukuran atau pengamatan yang berarti prinsif keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Jadi validitas lebih menekankan pada alat pengukuran atau pengamatan.
Sedangkan Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali – kali dalam waktu yang berlainan. Alat dan cara mengukur atau mengamati sama – sama memegang peranan penting dalam waktu yang bersamaan. Dalam penelitian keperawatan, walaupun sudah ada beberapa pertanyaan ( kuisioner ) yang sudah distandarisasi baik nasional maupun internasional ,peneliti harus tetap menyeleksi instrumen yang dipilih dengan mempertimbangkan keadaan sosial budaya dari area penelitian ( Nursalam, 2003 : 108 ).
Contoh Validitas instrumen, menilai kemampuan siswa dalam matematika. Misalnya diberikan soal dengan kalimat yang panjang dan berbelit-belit sehingga sukar ditangkap maknanya.
Contoh reliabilitas instrumen
Jika skor butir instrumen atau soal tes kontinum (misalnya skala sikap atau soal bentuk uraian dengan skor butir 1-5 atau skor soal 0-10) dan diberi simbol Xi dan skor total instrumen atau tes diberi simbol Xt, maka rumus yang digunakan untuk menghitung koefesien korelasi antara skor butir instrumen atau soal dengan skor total instrumen atau skor total tes adalah sebagai berikut:
Keterangan:
rit = koefisien korelasi antara skor butir soal dengan skor total.
xi = jumlah kuadrat deviasi skor dari Xi
xt = jumlah kuadrat deviasi skor dari Xt
Data hasil uji coba adalah sebagai berikut:
Nomor Responden
Nomor Butir Pertanyaan
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
1
5
4
3
5
3
5
3
28
2
5
4
3
4
3
4
3
26
3
4
4
2
4
3
4
3
24
4
4
3
3
3
4
3
4
24
5
5
5
3
4
5
5
4
31
6
3
3
2
3
2
3
1
17
7
3
3
2
3
2
2
2
17
8
3
2
2
3
2
2
2
16
9
2
2
1
2
1
2
1
11
10
2
1
1
1
1
1
1
8
Jumlah
36
31
22
32
26
31
24
202
Penyelesaian:
Untuk n=10 dengan alpha sebesar 0,05 didapat nilai table r=0,631. Karena nilai koefesien korelasi antara skor butir dengan skor total untuk semua butir lebih besar dari 0,631, maka semua butir mempunyai korelasi signifikan dengan skor total tes. Dengan demikian maka semua butir tes dianggap valid atau dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar.
Uji reliabilitas
Dari soal diatas, selanjutnya akan dihitung koefesien reliabilitas dengan menggunakan rumus koefesien Alpha, yaitu:
Keterangan:
rii = koefisien reliabilitas tes
k = cacah butir
= varian skor butir
= varian skor total
Koefisien reliabilitas dari contoh diatas dapat dihitung dengan cara pertama-tama dihitung varian butir sebagai berikut:
Nomor butir
Varian Butir
1
2
3
4
5
6
7
1,24
1,29
0,56
1,16
1,44
1,69
1,24
Jumlah
8,62
Jadi koefesien reliabilitas tes (dengan 7 butir) pada contoh diatas adalah 0,97
2. Bentuk Objektif
Jika skor butir soal diskontinum (misalnya soal bentuk objektif dengan skor butir soal 0 atau 1) maka kita menggunakan koefesien korelasi biserial dan rumus yang digunakan untuk menghitung koefesien korelasi biserial antara skor butir soal dengan skor total tes adalah:
Keterangan:
rbis(i)      = koefesien korelasi beserial antara skor butir soal nomor i dengan skor total
X1         = rata-rata skor total responden yang menjawab benar butir soal nomor i
Xt         = rata-rata skor total semua responden
st          = standar deviasi skor total semua responden
pi          = proporsi jawaban yang benar untuk butir soal nomor i
qi          = proporsi jawaban yang salah untuk butir soal nomor i
Contoh hasil uji coba adalah sebagai berikut:
Nomor Responden
Nomor Butir Pertanyaan
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
1
1
1
1
1
0
0
0
4
2
1
1
0
1
1
1
0
5
3
0
1
1
1
0
0
0
3
4
1
1
0
0
0
0
0
2
5
0
1
0
0
0
0
0
1
6
1
1
1
1
1
1
1
7
7
1
1
1
1
1
1
0
6
8
0
0
0
0
0
0
0
0
9
1
1
0
0
1
0
0
3
10
1
1
1
1
1
0
0
5
Jumlah
7
9
5
6
5
3
1
36
Xt = 3,60
St = 2,107
Nomor Butir
r-butir
r-tabel
Status
1
2
3
4
5
6
7
0,70
0,57
0,66
0,81
0,76
0,75
0,54
0,63
0,63
0,63
0,63
0,63
0,63
0,63
Valid
Tidak valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak valid
Ternyata dari tujuh butir soal tes ada 5 butir yang valid dan dua butir tidak valid. Oleh karena itu perlu dilakukan perhitungan untuk menghitung koefesien antara skor butir dengan skor total baru (5 butir), sebagai berikut:
Data hasil uji coba adalah sebagai berikut:
Nomor Responden
Nomor Butir Pertanyaan
Jumlah
1
3
4
5
6
1
1
1
1
0
0
3
2
1
0
1
1
1
4
3
0
1
1
0
0
2
4
1
0
0
0
0
1
5
0
0
0
0
0
0
6
1
1
1
1
1
5
7
1
1
1
1
1
5
8
0
0
0
0
0
0
9
1
0
0
1
0
2
10
1
1
1
1
0
4
Jumlah
7
5
6
5
3
26
Xt = 2,6
St = 1,8
Untuk n = 10 dengan alpha sebesar 0,05 didapat nilai table r = 0,631. Karena niai koefesien korelasi biserial antara skor butir dengan skor total untuk semua butir lebih besar dari 0,631, maka semua butir mempunyai korelasi biserial yang signifikan dengan skor total tes. Dengan demikian maka semua butir tes (5 butir) dianggap valid atau dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar.
Uji Reliabilitas
Selanjutnya akan dihitung koefesien reliabilitas dengan menggunakan rumus KR-20, sebagai berikut:
Keterangan:
rii = koefesien reliabilitas tes
k = cacah butir
piqi = varian skor butir
pi    = proporsi jawaban yang benar untuk butir nomor i
qi     = proporsi jawaban yang salah untuk butir nomor i
= varian skor total
Koefesien reliabitas dari contoh diatas adalah:
Pertama-tama dihitung varian butir (piqi) sebagai berikut:
Nomor butir
pi
qi
piqi
1
3
4
5
6
0,7
0,5
0,6
0,5
0,3
0,3
0,5
0,4
0,5
0,7
0,21
0,25
0,24
0,25
0,21
Jumlah
1,16
= 1,16
St = 3,24
Jadi koefesien reliabilitas tes (dengan 5 butir) pada contoh diatas adalah 0,80.

No comments:

Featured Post

Ekspresi Gagal Membuat Video TikTok

Superior Posting