Faktor yang menentukan ukuran sampel dan contohnya adalah:
a.
Pentingnya keputusan.
b.
Sifat dari penelitian.
c.
Jumlah variabel
d.
Sifat dari analisa.
e.
Ukuran sample dalam penelitian
sejenis
f.
Tingkat luasnya akibat.
g.
Tingkat penyelesaian.
h.
Keterbatasan sumber.
Umumnya,
untuk keputusan yang lebih penting, banyak informasi yang diperlukan, dan
informasi yang akan diperoleh sangat tepat. Sifat dari penelitian juga
mempengaruhi ukuran sample. Untuk explaratory research design, seperti
yang digunakan dalam riset kualitatif, ukuran sample adalah khusus kecil.
Untuk conclusive research, seperti survey deskriptif, sample besar
yang akan digunakan.
Keputusan
tentang ukuran yang digunakan juga ditentukan oleh pertimbangan-pertimbangan
keterbatasan sumber daya yang tersedia, misalnya masalah biaya dan waktu yang
terbatas. Keterbatasan yang lain termasuk ketersediaan personel yang
berkualitas untuk mengumpulkan data. Faktor terpenting dalam menentukan
ukuran sampel yang dibutuhkan untuk mengestimasi sebuah parameter populasi
adalah ukuran dari varians populasi. Semakin besar dispersi atau varians
dalam populasi, semakin besar pula jumlah sampel yang diperlukan untuk
menghasilkan ketepatan estimasi (Cooper & Emory : 1995).
Walaupun
periset pemasaran seringkali dipengaruhi oleh keuangan dalam keputusan
terhadap ukuran sampel, pada beberapa kejadian dia akan menghitung ukuran
sampel yang diperlukan dalam rangka untuk memberikan dia terhadap keluasan
interval yang dia inginkan dan derajat kepercayaan yang diinginkan.
Hubungan antara tiga pertimbangan ini telah siap timbul jika diketahui bahwa
(untuk populasi terbatas) setengah dari lebar estimasi interval (h) adalah
sama dengan z.^x. Dalam persamaan ini simbol untuk x
estimasi dinyatakan sebagai z ^sx. dan h = zs^x = zs^/Ön.
Simpangan
baku harus merupakan suatu angka estimasi karean sampel tidak akan
terpilih sementara periset mencoba untuk memutuskan ukuran sampel.
Biasanya estimasinya tentang simpangan baku akan berdasarkan pada pengalaman
sebelumnya dalam bekerja dengan populasi yang sama.
Tiga komponen
tentang hubungan di atas membentuk dasar untuk mengijinkan periset dalam
mengembangkan dua tingkat yang diinginkannya pada saat yang ketiga diijinkan
untuk mencari tingkatnya sendiri. Jika periset menetapkan kepercayaan (z)
yang dia inginkan dan ukuran interval, dia harus kemudian terikat pada ukuran
sampel yang telah ditetapkan dengan persamaan yang dapat dinyatakan dalam
bentuk n
n = z²
^s²/h²
Contoh
Periset
berharap untuk mengambil suatu sampel dari populasi tetapi sedang mencoba
memutuskan berapa besar sampel yang akan diambil. Dia memutuskan untuk
suatu tingkat kepercayaan sebesar 95 persen dan juga menginginkan lebar
intervalnya tidak lebih besar dari 5. Jika dia mengestimasi bahwa
populasinya memiliki suatu simpangan baku sebesar 7, berapa besar sampel yang
akan diperlukan?
Pemecahan:
n = z² ^s²/h² = (1.96)²(7)²/(2.5)² = 30.1
Dengan dasar pada perhitungan ini periset akan
mungkin memilih pendekatan konservatif untuk kebutuhannya dan menetapkan
ukuran sampel sebesar 31.
Pada kasus populasi terbatas, harus dicatat bahwa
keputusan pada ukuran sampel mungkin (jika n 0.05 N) membutuhkan
penyelesaian untuk n dalam persamaan:
h = z.sx = z. .
Jika bekerja dengan proporsi maka perlu dicatat
bahwa interval setengah dinyatakan sebagai:
h = z.sx
h = z
Jika diselesaikan untuk n persamaan ini:
z² (pq)
n =
h²
Karena periset belum memiliki nilai sampel untuk p
dan q, dia membuat estimasi untuk kedua komponen
tersebut. Kekurangan akan dasar untuk mengestimasi dia mungkin akan mengambil
pendekatan konservatif untuk menjamin bahwa dia mendapatkan suatu sampel yang
cukup besar. Dalam kasus estimasi sehubungan dengan proporsi,
pendekatan ini memakai untu nilai p = 0.5 dan q = 0.5. Yang perlu
dicatat bahwa hasil kali p dan q adalah pada tingkat terbesar jika p =
0.5. Jika hasil kali adalah pada hasil terbesarnya, ukuran sampel
adalah terbesar.
|
Thursday, 31 May 2018
FAKTOR YANG MENENTUKAN UKURAN SAMPEL DAN CONTOHNYA
TAHAPAN PROBABILITAS DAN NONPROBABILITAS
Tahap sampel probabilitas
Terdapat
empat metode dalam penarikan sampel probabilitas. Metode dalam penarikan
sampel probabilitas akan dijelaskan sebagai berikut: (Asep, 2005)
1. Sampel Acak Sederhana
Metode sampel acak sederhana merupakan suatu prosedur yang memungkinkan
setiap elemen dalam populasi akan memiliki peluang yang sama untuk dijadikan
sampel.
2. Sampel Berstrata
Metode penarikan sampel berstrata merupakan suatu prosedr penarikan
sampel berstrata yang dalam hal ini suatu subsampel –subsampel acak sederhana
ditarik dari setiap strata yang kurang lebih sama dalam beberapa
karakteristik. Ada dua macam penarikan sampel berstrata yaitu, proporsional
dan Non-Proporsional.
3. Sampel Berkelompok
Metod penarikan data sampel berkelompok merupakan suatu prosedur
penarikan sampel probabilitas yang memilih sub-populasi yang disebut cluster,
kemudian setiap elemen didalam kelompok dipilih sebagai anggota sampel
4. Sampel Sistematik
Metode penarikan sampel sistematik, populasi dibagi dengan ukuran sampel
yang diperlukan (n) dan sampel diperoleh dengan cara mengambil setiap subyek
ke-n.
Tahap sampel nonprobabilitas
Terdapat
lima teknik pengambilan teknik sampling non probabilistik. Berikut ini adalah
uraian penjelasan dari ke lima teknik sampling non probabilistik: (Al-Assaf,
2009)
1. Teknik Haphazard
Teknik hapzard adalah teknik pengambilan sampel dimana satuan
pengamatannya diperoleh secara sembarangan atau sedapatnya.
2. Teknik Voluntary
Teknik voluntary adalah teknik yang dilakukan jika satuan sampling
dikumpulkan atas dasar sukarela.
3. Teknik Purposive
Teknik purposive merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan
dengan memilih satuan sampling atas dasar pertimbangan sekelompok pakar di
bidangilmu yang sedang diteliti
4. Teknik Snowball
Teknik snowball merupakan teknik pengambilan sampel dimana satuan
pengamatan diambil berdasarkan informasi dari satuan pengamatan sebelumnya
yang sudah terpilih.
5. Teknik Kuota
Teknik pengambilan sampel ini banyak diterapkan pada penelitian pasar dan
penelitian pengumpulan pendapat (opinion poll) atau jejak pendapat. Teknik
dilakukan dengan melakukan penjatahan terhadap kelompok satuanpengamatan
secara berjenjang.
|
METODE PEMILIHAN SAMPEL PROBABILITAS DAN NONPROBABILITAS
Metode pemilihan sampel probabilitas lebih
memungkinkan memperoleh sampel yang representatif daripada metode pemilihan
sampel nonprobabilitas karena Teknik
sampling probabilitas (probability) merupakan teknik yang memberikan
peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel. Selain itu probability sampling
merupakan pemilihan sampel tidak dilakukan secara subjektif, dalam arti
sampel yang terpilih tidak didasarkan semata-mata pada keinginan si peneliti
sehingga setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama (acak) untuk
terpilih sebagai sampel. Dengan demikian diharapkan sampel yang terpilih
dapat digunakan untuk mendug karakteristik populasi secara objektif..Teknik
Probilitas ini bertujuan mendapatkan data seakurat mungkin agar diketahui
jarak pasti dari kondisi ideal. (Asep, 2005)
Metode Penarikan Sampel Probabilitas
Terdapat
empat metode dalam penarikan sampel probabilitas. Metode dalam penarikan
sampel probabilitas akan dijelaskan sebagai berikut: (Asep, 2005)
1. Sampel Acak Sederhana
Metode sampel acak sederhana merupakan suatu prosedur yang memungkinkan
setiap elemen dalam populasi akan memiliki peluang yang sama untuk dijadikan
sampel.
2. Sampel Berstrata
Metode penarikan sampel berstrata merupakan suatu prosedr penarikan
sampel berstrata yang dalam hal ini suatu subsampel –subsampel acak sederhana
ditarik dari setiap strata yang kurang lebih sama dalam beberapa
karakteristik. Ada dua macam penarikan sampel berstrata yaitu, proporsional
dan Non-Proporsional.
3. Sampel Berkelompok
Metod penarikan data sampel berkelompok merupakan suatu prosedur
penarikan sampel probabilitas yang memilih sub-populasi yang disebut cluster,
kemudian setiap elemen didalam kelompok dipilih sebagai anggota sampel
4. Sampel Sistematik
Metode penarikan sampel sistematik, populasi dibagi dengan ukuran sampel
yang diperlukan (n) dan sampel diperoleh dengan cara mengambil setiap subyek
ke-n.
Sedangkan Teknik
non-probilitas merupakan teknik yang tidak memberikan peluang atau kesempatan
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Teknik ini terdiri sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental,
sampling purposive, sampling jenuh dan snowball sampling. nonprobability
sampling seringkali menjadi alternative pilihan dengan pertimbangan yang
terkait dengan penghematan biaya, waktu dan tenaga serta keterandalan
subjektifitas peneliti. Di samping itu pertimbangan lainnya adalah walaupun
probability sampling mungkin saja lebih unggul dalam teori, tetapi dalam
pelaksanaannya seringkali dijumpai adanya beberapa kesalahan akibat
kecerobohan dari si pelaksananya. Dalam penggunaan non-probability sampling,
pengetahuan, kepercayaan dan pengalaman seseorang seringkali dijadikan
pertimbangan untuk menentukan anggota populasi yang akan dipilih sebagai
sampel. Pengambilan sampel dengan memperhatikan factor-faktor tersebut
menyebabkan tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk
dipilih secara acak sebagai sampel. Dalam prakteknya terkadang ada bagian
tertentu dari populasi tidak dimasukkan dalam pemilihan sampel untuk mewakili
populasi.
Teknik Pengambilan Sampel Non-Probability
Terdapat
lima teknik pengambilan teknik sampling non probabilistik. Berikut ini adalah
uraian penjelasan dari ke lima teknik sampling non probabilistik: (Al-Assaf,
2009)
1. Teknik Haphazard
Teknik hapzard adalah teknik pengambilan sampel dimana satuan
pengamatannya diperoleh secara sembarangan atau sedapatnya.
2. Teknik Voluntary
Teknik voluntary adalah teknik yang dilakukan jika satuan sampling
dikumpulkan atas dasar sukarela.
3. Teknik Purposive
Teknik purposive merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan
dengan memilih satuan sampling atas dasar pertimbangan sekelompok pakar di
bidangilmu yang sedang diteliti
4. Teknik Snowball
Teknik snowball merupakan teknik pengambilan sampel dimana satuan
pengamatan diambil berdasarkan informasi dari satuan pengamatan sebelumnya
yang sudah terpilih.
5. Teknik Kuota
Teknik pengambilan sampel ini banyak diterapkan pada penelitian pasar dan
penelitian pengumpulan pendapat (opinion poll) atau jejak pendapat. Teknik
dilakukan dengan melakukan penjatahan terhadap kelompok satuanpengamatan
secara berjenjang.
|
PENGERTIAN POPULASI, POPULASI TARGET, SAMPELSBYEK, DAN KERANGKA SAMPEL
1. Pengertian
Populasi
Populasi adalah merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari
obyek/subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Itulah definisi populasi dalam penelitian.
Populasi di sini maksudnya bukan hanya orang atau makhluk hidup, akan
tetapi juga benda-benda alam yang lainnya. Populasi juga bukan hanya sekedar
jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, akan tetapi meliputi
semua karakteristik, sifat-sifat yang dimiliki oleh obyek atau subyek
tersebut. Bahkan satu orangpun bisa digunakan sebagai populasi, karena satu
orang tersebut memiliki berbagai karakteristik, misalnya seperti gaya bicara,
disiplin, pribadi, hobi, dan lain sebagainya.
Di bawah ini beberapa pengertian populasi menurut para ahli:
Menurut, Ismiyanto – populasi adalah keseluruhan subjek atau totalitas
subjek penelitian yang dapat berupa; orang, benda, / suatu hal yang di
dalamnya dapat diperoleh dan atau dapat memberikan informasi (data)
penelitian.
Sedangkan Arikunto – Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.
Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah
penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Dan menurut Sugiyono – Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas, obyek/subjek yang mempunyai kuantitas & karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
2. Pengertian
Populasi Target
Populasi yang menjadi sasaran akhir
penerapan hasil penelitian disebut sebagai populasi target (target
population). Beberapa ahli menyatakan sebagai ranah atau domain.
3. Pengertian
Sampel
sebagian atau wakil dari populasi
yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu. Dalam pengambilan sampel
ini didasarkan pada pendapat Sutrisno Hadi (2004:81) yang mengatakan bahwa,
sebenarnya tidaklah ada sesuatu ketetapan mutlak beberapa prosen suatu sampel
harus diambil dari populasi ketidak adaan ketetapan yang mutlak itu tidak
perlu keragu-raguan pada seorang peneliti. Sedangkan menurut Margono
(2007:125), teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang
jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data
sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar
diperoleh sampel yang representatif.
Dari kedua pendapat diatas dapat
diambil kesimpulan bahwa besar kecilnya sampel dalam ukuran penelitian itu
tidak ditentukan oleh populasi akan tetapi dinyatakan oleh dasar teori, mutu
pelaksanaan, serta pengelolaannya, sehingga peneliti tidak usah ragu dalam
pengambilan sampel.
4. Pengertian
Subyek
Subjek atau subyek adalah bagian klausa yang menandai apa yang dibicarakan
oleh pembicara. Bagian klausa yang lain selain subjek adalah predikat. Subjek tidak selalu sama dengan
pelaku atau aktor, terutama dalam kalimat pasif. Contoh: "Kamu ditangkap
polisi" dan "polisi menangkap kamu" memiliki pelaku/aktor yang
sama, yaitu "polisi" sedangkan subjeknya berbeda: "kamu"
dan "polisi".
5. Pengertian
Kerangka Sampel adalah suatu daftar berisikan unit-unit sampling.
|
CONTOH INSTRUMEN MENGGUNAKAN SKALA PENGUKURAN
1.
DATA NOMINAL
Ø Jenis kelamin manusia, 1 untuk pria, 2 untuk wanita.
Ø Misalnya tentang jenis olahraga yakni tenis, basket, dan renang.
Masing-masing anggota set di atas kita berikan angka, misalnya tenis (1),
basket (2) dan renang (3). Tetapi angka yang diberikan tidak menunjukkan
bahwa tingkat olahraga basket lebih tinggi dari tenis ataupun sebaliknya.
Ø Misalnya
bentuk bank syariah di Indonesia: Bank Umum Syariah diberi kategori 2; BPR
Syariah diberi kategori l.
Ø Data mengenai barang-barang yang dihasilkan oleh sebuah mesin dapat
digolongkan dalam kategori cacat atau tidak cacat. Barang yang cacat bisa
diberi angka 0 dan yang tidak cacat diberi angka 1.
Ø Status
pernikahan yang terdiri dari tiga kategori yaitu: (1) Belum menikah, (2)
Menikah, (3) Janda/ Duda. Data tersebut memiliki sifat-sifat yang sama dengan
data tentang jenis kelamin.
2.
DATA ORDINAL
Ø Contoh:
Mengubah nilai
ujian ke nilai prestasi, yaitu:
1) nilai A adalah dari 80-100
2) nilai B adalah dari 65-79
3) nilai C adalah dari 55-64
4) nilai D adalah dari 45-54
5) nilai E adalah dari 0-44
Ø Misalnya dalam skala Likert (Moh Nazir), mulai dari sangat setuju,
setuju, ragu-ragu, tidak setuju sampai sangat tidak setuju.
Ø Jawaban
pertanyaan tentang kecenderungan masyarakat untuk menghadiri rapat umum
pemilihan kepala daerah, mulai dari tidak pernah absen menghadiri dengan kode
5, kadang-kadang saja menghadiri dengan kode 4, kurang menghadiri dengan kode
3, tidak pernah menghadiri dengan kode 2, sampai tidak ingin menghadiri sama
sekali dengan kode 1.
Ø Contoh Skala
Ordinal:
ü Urutkan merk
sepeda motor berikut dari yang paling anda sukai.
ü Merk
Ranking
ü Yamaha
……….
ü Honda
……….
ü Suzuki
……….
ü Kawasaki
……….
Ø Sistem kepangkatan dalam dunia militer adalah satu contoh dari data
berskala ordinal Pangkat dapat diurutkan atau dirangking dari Prajurit sampai
Sersan berdasarkan jasa, dan lamanya pengabdian. Jika peneliti merangking
data lamanya pengabdian maka peneliti dapat memberikan nilai 1, 2, 3, … , 4
dst masing-masing terhadap seseorang anggota ABRI yang berpangkat Prajurit,
Kopral, Sersan, dst.
3.
DATA INTERVAL
Ø Data ini memiliki ciri sama dengan ciri pada data ordinal ditambah satu
ciri lagi, yaitu urutan kategori data mempunyai jarak yang sama.
A B C D E
1
2 3 4 5
interval A
sampai C adalah 3-1=2. Interval C sampai D adalah 4-3=1. Kedua interval ini
dapat dijumlahkan menjadi 2+1=3. atau interval antara A dan D adalah 4-1=3.
Pada data ini yang dijumlahkan bukanlah kuantitas atau besaran, melainkan
interval dan tidak terdapat titik nol absoult.
Ø Misalnya tentang nilai ujian 6 orang mahasiswa, yakni A, B, C, D, E dan F
diukur dengan ukuran interval pada skala prestasi dengan ukuran 1,2,3,4,5 dan
6, maka dapat dikatakan bahwa beda prestasi antara mahasiswa C dan A adalah 3-1=2.
Beda prestasi antara mahasiswa C dan F adalah 6-3=3. Tetapi tidak bisa
dikatakan bahwa prestasi mahasiswa E adalah 5 kali prestasi mahasiswa A
ataupun prestasi mahasiswa F adalah 3 kali lebih baik dari prestasi mahasiswa
B.
Ø Data tentang
suhu empat buah benda A, B, C , dan D yaitu masing-masing 20. 30, 60, dan 70
derajat Celcius, maka data tersebut adalah data dengan skala pengukuran
interval karena selain dapat dirangking, peneliti juga akan tahu secara pasti
perbedaan antara satu data dengan data lainnya. Perbedaan data suhu benda
pertama dengan benda kedua misalnya, dapat dihitung sebesar 10 derajat, dst.
Namun dalam skala interval, tidak mungkin kita melakukan perbandingan antara
satu data dengan data yang lainnya. Kita tidak dapat mengatakan bahwa suhu 60
derajat Celcius dari benda C dan 30 derajat Celcius untuk suhu benda B
berarti bahwa benda C 2x lebih panas dari benda B.
Ø Kecerdasan
intelektual yang dinyatakan dalam IQ. Rentang IQ 100 sampai 110 memiliki
jarak yang sama dengan 110 sampai 120. Namun demikian tidak dapat dinyatakan
orang yang memiliki IQ 150 tingkat kecerdasannya 1,5 kali dari orang yang
memiliki IQ 100.
Ø Dalam banyak
kegiatan penelitian, data skor yang diperoleh melalui kuesioner (misalnya
skala sikap atau intensitas perilaku) sering dinyatakan sebagai data interval
setelah alternatif jawabannya diberi skor yang ekuivalen (setara) dengan
skala interval, misalnya:
Skor (5) untuk jawaban “Sangat
Setuju”
Skor (4) untuk jawaban “Setuju”
Skor (3) untuk jawaban “Tidak
Punya Pendapat”
Skor (2) untuk jawaban “Tidak
Setuju”
Skor (1) untuk jawaban “Sangat
Tidak Setuju”
Dalam pengolahannya, skor
jawaban kuesioner diasumsikan memiliki sifat-sifat yang sama dengan data
interval.
4.
DATA RASIO
Ø Contoh :
A dan B adalah dua mahasiswa Universitas
“X” yang nilai mata kuliah statistik 1 masing-masing 60 dan 90. Ukuran
rasionya dapat dinyatakan bahwa nilai B adalah nilai 1,5 kali nilai A.
Ø Jika ada 4
pengemudi, A, B, C dan D mempunyai pendapatan masing-masing perhari Rp10.000
, Rp30.000 , Rp40.000 dan Rp50.000. bila dilihat dengan ukran rasio maka
pendapatan pengemudi C adalah 4 kali pendapatan pengemudi A. Pendapatan
pengemudi D adalah 5 kali pendapatan pengemudi A. Dengan kata lain, rasio
antara pengemudi C dan A adalah 4:1, rasio antara pengemudi D dan A adalah
5:1.
Ø Berat badan
bayi yang diukur dengan skala rasio, bayi A memiliki berat badan 3 kg. Bayi B
memiliki berat 2 kg dan bayi C memiliki berat 1 kg. Jika diukur dengan skala
rasio, maka bayi A memiliki rasio berat badan 3 kali dari berat badan bayi C,
dst.
Ø Data mengenai berat adalah data yang berskala rasio. Dengan skala ini
kita dapat mengatakan bahwa data berat badan 80 kg adalah 10 kg lebih
berat dari yang 70 kg, tetapi juga dapat mengatakan bahwa data 80 kg
adalah 2x lebih berat dari data 40 kg.
Ø Data hasil pengukuran berat suatu benda yang dinyatakan dalam gram
memiliki semua sifat-sifat sebagai data interval. Benda yang beratnya 1 kg
berbeda secara nyata dengn benda yang beratnya 2kg. Ukuran berat benda dapat
diurutkan mulai dari yang terberat sampai yang teringan. Perbedaan antara
benda yang beratnya 1 kg dengan 2 kg memiliki rentang berat yang sama dengan
perbedaan antara benda beratnya 2 kg dengan 3 kg. Angka 0 kg menunjukkan
tidak ada benda (berat) yang diukur. Benda yang beratnya 2 kg 2 kali lebih berat
dibandingkan dengan benda yang beratnya 1 kg.
|
SKALA PENGUKURAN PENELITIAN
1. Data
nominal
Sebelum kita membicarakan bagaimana
alat analisis data digunakan, berikut ini akan diberikan ulasan tentang
bagaimana sebenarnya data nominal yang sering digunakan dalam statistik
nonparametrik bagi mahasiswa. Menuruti Moh. Nazir, data nominal adalah ukuran
yang paling sederhana, dimana angka yang diberikan kepada objek mempunyai
arti sebagai label saja, dan tidak menunjukkan tingkatan apapun.
Ciri-ciri data nominal adalah hanya
memiliki atribut, atau nama, atau diskrit. Data nominal merupakan data
diskrit dan tidak memiliki urutan. Bila objek dikelompokkan ke dalam set-set,
dan kepada semua anggota set diberikan angka, set-set tersebut tidak boleh
tumpang tindih dan bersisa.
Misalnya tentang jenis olah raga
yakni tenis, basket dan renang. Kemudian masing-masing anggota set di atas
kita berikan angka, misalnya tenis (1), basket (2) dan renang (3). Jelas
kelihatan bahwa angka yang diberikan tidak menunjukkan bahwa tingkat olah
raga basket lebih tinggi dari tenis ataupun tingkat renang lebih tinggi dari
tenis. Angka tersebut tidak memberikan arti apa-apa jika ditambahkan. Angka
yang diberikan hanya berfungsi sebagai label saja. Begitu juga tentang suku,
yakni Dayak, Bugis dan Badui.
Tentang partai, misalnya Partai
Bulan, Partai Bintang dan Partai Matahari. Masing-masing kategori tidak
dinyatakan lebih tinggi dari atribut (nama) yang lain. Seseorang yang pergi
ke Jakarta, tidak akan pernah mengatakan dua setengah kali, atau tiga
seperempat kali. Tetapi akan mengatakan dua kali, lima kali, atau tujuh kali.
Begitu juga tentang ukuran jumlah anak dalam suatu keluarga. Numerik yang
dihasilkan akan selalu berbentuk bilangan bulat, demikian seterusnya. Tidak
akan pernah ada bilangan pecahan. Data nominal ini diperoleh dari hasil
pengukuran dengan skala nominal.
Menuruti Sugiono, alat analisis
(uji hipotesis asosiatif) statistik nonparametrik yang digunakan untuk data
nominal adalah Coefisien Contingensi. Akan tetapi karena pengujian hipotesis
Coefisien Contingensi memerlukan rumus Chi Square (χ2), perhitungannya dilakukan
setelah kita menghitung Chi Square. Penggunaan model statistik nonparametrik
selain Coefisien Contingensi tidak lazim dilakukan.
2. Data
ordinal
Bagian lain dari data kontinum
adalah data ordinal. Data ini, selain memiliki nama (atribut), juga memiliki
peringkat atau urutan. Angka yang diberikan mengandung tingkatan. Ia
digunakan untuk mengurutkan objek dari yang paling rendah sampai yang paling
tinggi, atau sebaliknya. Ukuran ini tidak memberikan nilai absolut terhadap
objek, tetapi hanya memberikan peringkat saja. Jika kita memiliki sebuah set
objek yang dinomori, dari 1 sampai n, misalnya peringkat 1, 2, 3, 4, 5 dan
seterusnya, bila dinyatakan dalam skala, maka jarak antara data yang satu
dengan lainnya tidak sama. Ia akan memiliki urutan mulai dari yang paling
tinggi sampai paling rendah. Atau paling baik sampai ke yang paling buruk.
Misalnya dalam skala Likert (Moh
Nazir), mulai dari sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju sampai
sangat tidak setuju. Atau jawaban pertanyaan tentang kecenderungan masyarakat
untuk menghadiri rapat umum pemilihan kepala daerah, mulai dari tidak pernah
absen menghadiri, dengan kode 5, kadang-kadang saja menghadiri, dengan kode
4, kurang menghadiri, dengan kode 3, tidak pernah menghadiri, dengan kode 2
sampai tidak ingin menghadiri sama sekali, dengan kode 1. Dari hasil
pengukuran dengan menggunakan skala ordinal ini akan diperoleh data ordinal.
Alat analisis (uji hipotesis asosiatif) statistik nonparametrik yang lazim
digunakan untuk data ordinal adalah Spearman Rank Correlation dan Kendall
Tau.
3. Data
interval
Pemberian angka kepada set dari
objek yang mempunyai sifat-sifat ukuran ordinal dan ditambah satu sifat lain,
yakni jarak yang sama pada pengukuran dinamakan data interval. Data ini
memperlihatkan jarak yang sama dari ciri atau sifat objek yang diukur. Akan
tetapi ukuran interval tidak memberikan jumlah absolut dari objek yang
diukur. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran menggunakan skala interval
dinamakan data interval.
Misalnya tentang nilai ujian 6
orang mahasiswa, yakni A, B, C, D, E dan F diukur dengan ukuran interval pada
skala prestasi dengan ukuran 1, 2, 3, 4, 5 dan 6, maka dapat dikatakan bahwa
beda prestasi antara mahasiswa C dan A adalah 3 – 1 = 2. Beda prestasi antara
mahasiswa C dan F adalah 6 – 3 = 3. Akan tetapi tidak bisa dikatakan bahwa
prestasi mahasiswa E adalah 5 kali prestasi mahasiswa A ataupun prestasi
mahasiswa F adalah 3 kali lebih baik dari prestasi mahasiswa B.
Dari hasil pengukuran dengan
menggunakan skala interval ini akan diperoleh data interval. Alat analisis
(uji hipotesis asosiatif) statistik parametrik yang lazim digunakan untuk
data interval ini adalah Pearson Korelasi Product Moment, Partial
Correlation, Multiple Correlation, Partial Regression, dan Multiple
Regression.
4. Data
rasio
Ukuran yang meliputi semua ukuran
di atas ditambah dengan satu sifat yang lain, yakni ukuran yang memberikan
keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur dinamakan ukuran
rasio (data rasio). Data rasio, yang diperoleh melalui pengukuran dengan
skala rasio memiliki titik nol. Karenanya, interval jarak tidak dinyatakan
dengan beda angka rata-rata satu kelompok dibandingkan dengan titik nol di
atas. Oleh karena ada titik nol, maka data rasio dapat dibuat perkalian
ataupun pembagian.
Angka pada data rasio dapat
menunjukkan nilai sebenarnya dari objek yang diukur. Jika ada 4 orang
pengemudi, A, B, C dan D mempunyai pendapatan masing-masing perhari Rp.
10.000, Rp.30.000, Rp. 40.000 dan Rp. 50.000. Bila dilihat dengan ukuran
rasio maka pendapatan pengemudi C adalah 4 kali pendapatan pengemudi A.
Pendapatan pengemudi D adalah 5 kali pendapatan pengemudi A. Pendapatan
pengemudi C adalah 4/3 kali pendapatan pengemudi B.
Dengan kata lain, rasio antara
pengemudi C dan A adalah 4 : 1, rasio antara pengemudi D dan A adalah 5 : 1,
sedangkan rasio antara pengemudi C dan B adalah 4 : 3. Interval pendapatan
pengemudi A dan C adalah 30.000, dan pendapatan pengemudi C adalah 4 kali
pendapatan pengemudi A. Contoh data rasio lainnya adalah berat badan bayi
yang diukur dengan skala rasio. Bayi A memiliki berat 3 Kg. Bayi B memiliki
berat 2 Kg dan bayi C memiliki berat 1 Kg. Jika diukur dengan skala rasio,
maka bayi A memiliki rasio berat badan 3 kali dari berat badan bayi C. Bayi B
memiliki rasio berat badan dua kali dari berat badan bayi C, dan bayi C
memiliki rasio berat badan sepertiga kali berat badan bayi A, dst.
Dari hasil pengukuran dengan
menggunakan skala rasio ini akan diperoleh data rasio. Alat analisis (uji
hipotesis asosiatif) yang digunakan adalah statistik parametrik dan yang
lazim digunakan untuk data rasio ini adalah Pearson Korelasi Product Moment,
Partial Correlation, Multiple Correlation, Partial Regression, dan Multiple
Regression.Sesuai dengan ulasan jenis pengukuran yang digunakan, maka
variabel penelitian lazimnya bisa di bagi menjadi 4 jenis variabel, yakni
variabel (data) nominal, variabel (data) ordinal, variabel (data) interval,
dan variabel (data) rasio.
Variabel nominal, yaitu variabel
yang dikategorikan secara diskrit dan saling terpisah satu sama lain,
misalnya status perkawinan, jenis kelamin, suku bangsa, profesi pekerjaan
seseorang dan sebagainya. Variabel ordinal adalah variabel yang disusun atas
dasar peringkat, seperti motivasi seseorang untuk bekerja, peringkat
perlombaan catur, peringkat tingkat kesukaran suatu pekerjaan dan lain-lain.
Variabel interval adalah variabel yang diukur dengan ukuran interval seperti
indek prestasi mahasiswa, skala termometer dan sebagainya, sedangkan variabel
rasio adalah variabel yang disusun dengan ukuran rasio seperti tingkat
penganggguran, penghasilan, berat badan, dan sebagainya.
|
PENGERTIAN UNIT ANALISIS DALAM PENELITIAN
Pengertian unit analisis dalam penelitian adalah satuan tertentu yang diperhitungkan
sebagai subjek penelitian. Dalam pengertian yang lain, Unit analisis
diartikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan fokus/ komponen yang
diteliti. Unit analisis ini dilakukan oleh peneliti agar validitas dan
reabilitas penelitian dapat terjaga. Karena terkadang peneliti masih bingung
membedakan antara objek penelitian, subjek penelitian dan sumber data.
Unit analisis
suatu penelitian dapat berupa individu, kelompok, organisasi, benda, wilayah
dan waktu tertentu sesuai dengan pokus permasalahannya.
Contohnya penelitian Victor Tanja Himpunan Mahasiswa Islam : Sejarah dan Kedudukannya di Tengah
Gerakan-gerakan Muslim pembaharu di Indonesia. Dalam penelitian ini
unit analisisnya adalah HMI sebagai organisasi.
|
PERBEDAAN STUDI KEPUSTAKAAN, LABORATORIUM, DAN LAPANGAN
Perbedaan studi kepustakaan, laboratorium, dan
lapangan
1. Penelitian pustaka
(Library Research) Suatu penelitian yang yang dilakukan di ruang perpustakaan
untuk menghimun dan menganalisis data yang bersumber dari perpustakaan,
baik berupa buku, majalah ilmiah, kisah-kisah sejarah, dokumen- dokumen
maupun materi perpustakaan lainnyayang dapat dijadikan rujukan dalam
penulisan ilmiah.
2. Penelitian laboratorium, suatu penelitian yang
dilakukan di dalam laboratorium yaitu suatu tempat yang dilengkapi perangkat
khusus untuk melakukan penyelidikan terhadap gejala tertentu melalui tes-tes
atau uji yang juga dilakukan untuk menyusun karya ilmiah.
3. Penelitian Lapangan yatu suatu penelitian yag
dilakukan di lapangan ata di lokasi penelitian, suatu tempat yang dipiih
sebagai lokasi untuk menyelidiki gejala objektif yang juga dilakukan dalam
rangka penyusunan karya ilmiah.
|
CONTOH-CONTOH HIPOTESIS
·
Contoh hipotesis deskriptif adalah Seorang
mahasiwa mengamati di salah satu kampus swasta ataupun negeri 3 dari 5
Mahasiswi memakai flatshoes kekampus.
·
Contoh hipotesis komparatif adalah Bagaimanakah produktifitas
kinerja guru di SD X jika dibandingkan dengan kinerja guru di SD Y
·
Contoh hipotesis korelasional adalah Asumsi:
Jumlah tenaga ahli dalam suatu
perusahaan berhubungan dengan tingkat hasil produksi
Tenaga ahli akan sulit bekerja di
bawah peraturan kerja yang ketat
Peraturan kerja dalam perusahaan
berhubungan dengan tingkat hasil produksi.
Hipotesis:
Semakin besar jumlah tenaga ahli
dalam suatu perusahaan, semakin rendah tingkat keketatan peraturan kerja
perusahaan, berhubungan dengan h menerima proses perdamaian hasil produksi
yang semakin meningkat.
·
Contoh hipotesis proposisi adalah Proposisi:
Pelanggan telepon selular menetapkan pilihan operator yang menurutnya paling
memuaskan
Hipotesis: Ada hubungan mutu
pelayanan operator telepon selular dengan kepuasan pelanggan
·
Contoh hipotesis jika-maka adalah Jika pegawai
mengalami tekanan dalam bekerja yang lebih rendah, maka mereka akan
memperoleh kepuasan kerja yang lebih tinggi.
·
Contoh hipotesis makin-semakin adalah Semakin
besar jumlah tenaga ahli dalam suatu perusahaan, semakin rendah tingkat
keketatan peraturan kerja perusahaan, berhubungan dengan hasil produksi yang
semakin meningkat.
·
Contoh hipotesis Alternatif (Ha) adalah Ada pengaruh
signifikan kenaikan gaji terhadap kinerja pegawai
Contoh hipotesis NOL (Ho) adalah Tidak ada
pengaruh signifikan kenaikan gaji terhadap kinerja pegawai
|
PENGERTIAN HIPOTESIS DAN CIRI HIPOTESIS
Pengertian hipotesis adalah jawaban sementara terhadap
masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan
kebenarannya.
Ciri hipotesis yang baik adalah 1) Hipotesis harus
mempunyai daya penjelas
2) Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel-variabel. 3) Hipotesis harus dapat diuji
4) Hipotesis hendaknya konsistesis dengan
pengetahuan yang sudah ada.
5) Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan
seringkas mungkin.
|
PENGERTIAN KERANGKA BERPIKIR DAN TELAAH LITERATUR
Kerangka berpikir adalah
penjelasan sementara terhadap suatu gejala yang menjadi objek permasalahan
kita. Kerangka berpikir iini
disusun dengan berdasarkan pada tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang
relevan atau terkait. Kerangka
berpikir ini merupakan suatu argumentasi kita dalam merumuskan
hipotesis.
Telaah literatur adalah kajian kritis atas
pembahasan suatu topik yang sudah ditulis oleh para peneliti atau ilmuwan yang
terakreditasi (diakui kepakarannya). Kepakaran diakui bila penelitian
dipublikasikan melalui jurnal/seminar bertaraf nasional atau internasional
atau dalam bentuk cetakan buku yang representatif.
|
FAKTOR YANG MENJADI PERTIMBANGAN PENELITI DALAM PENYUSUNAN KERANGKA TEORI
Faktor yang menjadi pertimbangan peneliti dalam
penyusunan kerangka teori
1. Variabel-variabel
yang dianggap relevan untuk diteliti harus diidentifikasi secara jelas dan
diberi label.
2. Penjelasan tentang
bagaimana hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya.
3. Penjelasan sifat
hubungan antar variable tersebut, positif atau negatif.
4. Penyertaan diagram sebagai visualisasi,
agar pembaca lebih mempunyai gambaran.
|
Subscribe to:
Posts (Atom)
Featured Post
Superior Posting
-
2 contoh judul penelitian sosial deskriptif · Pengaruh karakteristik wirausahawan terhadap tingkat keberhasilan ...
-
Hubungan antara jenis, sumber, dan teknik pengumpulan data adalah Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan...
-
Metode pemilihan sampel probabilitas lebih memungkinkan memperoleh sampel yang representatif daripada metode pemilihan sa...
-
Kriteria masalah penelitian yang mempunyai signifikansi secara teoritis dan praktis · adanya dukungan konsep-k...
-
Pengertian unit analisis dalam penelitian adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian. Dalam peng...