1.
DATA NOMINAL
Ø Jenis kelamin manusia, 1 untuk pria, 2 untuk wanita.
Ø Misalnya tentang jenis olahraga yakni tenis, basket, dan renang.
Masing-masing anggota set di atas kita berikan angka, misalnya tenis (1),
basket (2) dan renang (3). Tetapi angka yang diberikan tidak menunjukkan
bahwa tingkat olahraga basket lebih tinggi dari tenis ataupun sebaliknya.
Ø Misalnya
bentuk bank syariah di Indonesia: Bank Umum Syariah diberi kategori 2; BPR
Syariah diberi kategori l.
Ø Data mengenai barang-barang yang dihasilkan oleh sebuah mesin dapat
digolongkan dalam kategori cacat atau tidak cacat. Barang yang cacat bisa
diberi angka 0 dan yang tidak cacat diberi angka 1.
Ø Status
pernikahan yang terdiri dari tiga kategori yaitu: (1) Belum menikah, (2)
Menikah, (3) Janda/ Duda. Data tersebut memiliki sifat-sifat yang sama dengan
data tentang jenis kelamin.
2.
DATA ORDINAL
Ø Contoh:
Mengubah nilai
ujian ke nilai prestasi, yaitu:
1) nilai A adalah dari 80-100
2) nilai B adalah dari 65-79
3) nilai C adalah dari 55-64
4) nilai D adalah dari 45-54
5) nilai E adalah dari 0-44
Ø Misalnya dalam skala Likert (Moh Nazir), mulai dari sangat setuju,
setuju, ragu-ragu, tidak setuju sampai sangat tidak setuju.
Ø Jawaban
pertanyaan tentang kecenderungan masyarakat untuk menghadiri rapat umum
pemilihan kepala daerah, mulai dari tidak pernah absen menghadiri dengan kode
5, kadang-kadang saja menghadiri dengan kode 4, kurang menghadiri dengan kode
3, tidak pernah menghadiri dengan kode 2, sampai tidak ingin menghadiri sama
sekali dengan kode 1.
Ø Contoh Skala
Ordinal:
ü Urutkan merk
sepeda motor berikut dari yang paling anda sukai.
ü Merk
Ranking
ü Yamaha
……….
ü Honda
……….
ü Suzuki
……….
ü Kawasaki
……….
Ø Sistem kepangkatan dalam dunia militer adalah satu contoh dari data
berskala ordinal Pangkat dapat diurutkan atau dirangking dari Prajurit sampai
Sersan berdasarkan jasa, dan lamanya pengabdian. Jika peneliti merangking
data lamanya pengabdian maka peneliti dapat memberikan nilai 1, 2, 3, … , 4
dst masing-masing terhadap seseorang anggota ABRI yang berpangkat Prajurit,
Kopral, Sersan, dst.
3.
DATA INTERVAL
Ø Data ini memiliki ciri sama dengan ciri pada data ordinal ditambah satu
ciri lagi, yaitu urutan kategori data mempunyai jarak yang sama.
A B C D E
1
2 3 4 5
interval A
sampai C adalah 3-1=2. Interval C sampai D adalah 4-3=1. Kedua interval ini
dapat dijumlahkan menjadi 2+1=3. atau interval antara A dan D adalah 4-1=3.
Pada data ini yang dijumlahkan bukanlah kuantitas atau besaran, melainkan
interval dan tidak terdapat titik nol absoult.
Ø Misalnya tentang nilai ujian 6 orang mahasiswa, yakni A, B, C, D, E dan F
diukur dengan ukuran interval pada skala prestasi dengan ukuran 1,2,3,4,5 dan
6, maka dapat dikatakan bahwa beda prestasi antara mahasiswa C dan A adalah 3-1=2.
Beda prestasi antara mahasiswa C dan F adalah 6-3=3. Tetapi tidak bisa
dikatakan bahwa prestasi mahasiswa E adalah 5 kali prestasi mahasiswa A
ataupun prestasi mahasiswa F adalah 3 kali lebih baik dari prestasi mahasiswa
B.
Ø Data tentang
suhu empat buah benda A, B, C , dan D yaitu masing-masing 20. 30, 60, dan 70
derajat Celcius, maka data tersebut adalah data dengan skala pengukuran
interval karena selain dapat dirangking, peneliti juga akan tahu secara pasti
perbedaan antara satu data dengan data lainnya. Perbedaan data suhu benda
pertama dengan benda kedua misalnya, dapat dihitung sebesar 10 derajat, dst.
Namun dalam skala interval, tidak mungkin kita melakukan perbandingan antara
satu data dengan data yang lainnya. Kita tidak dapat mengatakan bahwa suhu 60
derajat Celcius dari benda C dan 30 derajat Celcius untuk suhu benda B
berarti bahwa benda C 2x lebih panas dari benda B.
Ø Kecerdasan
intelektual yang dinyatakan dalam IQ. Rentang IQ 100 sampai 110 memiliki
jarak yang sama dengan 110 sampai 120. Namun demikian tidak dapat dinyatakan
orang yang memiliki IQ 150 tingkat kecerdasannya 1,5 kali dari orang yang
memiliki IQ 100.
Ø Dalam banyak
kegiatan penelitian, data skor yang diperoleh melalui kuesioner (misalnya
skala sikap atau intensitas perilaku) sering dinyatakan sebagai data interval
setelah alternatif jawabannya diberi skor yang ekuivalen (setara) dengan
skala interval, misalnya:
Skor (5) untuk jawaban “Sangat
Setuju”
Skor (4) untuk jawaban “Setuju”
Skor (3) untuk jawaban “Tidak
Punya Pendapat”
Skor (2) untuk jawaban “Tidak
Setuju”
Skor (1) untuk jawaban “Sangat
Tidak Setuju”
Dalam pengolahannya, skor
jawaban kuesioner diasumsikan memiliki sifat-sifat yang sama dengan data
interval.
4.
DATA RASIO
Ø Contoh :
A dan B adalah dua mahasiswa Universitas
“X” yang nilai mata kuliah statistik 1 masing-masing 60 dan 90. Ukuran
rasionya dapat dinyatakan bahwa nilai B adalah nilai 1,5 kali nilai A.
Ø Jika ada 4
pengemudi, A, B, C dan D mempunyai pendapatan masing-masing perhari Rp10.000
, Rp30.000 , Rp40.000 dan Rp50.000. bila dilihat dengan ukran rasio maka
pendapatan pengemudi C adalah 4 kali pendapatan pengemudi A. Pendapatan
pengemudi D adalah 5 kali pendapatan pengemudi A. Dengan kata lain, rasio
antara pengemudi C dan A adalah 4:1, rasio antara pengemudi D dan A adalah
5:1.
Ø Berat badan
bayi yang diukur dengan skala rasio, bayi A memiliki berat badan 3 kg. Bayi B
memiliki berat 2 kg dan bayi C memiliki berat 1 kg. Jika diukur dengan skala
rasio, maka bayi A memiliki rasio berat badan 3 kali dari berat badan bayi C,
dst.
Ø Data mengenai berat adalah data yang berskala rasio. Dengan skala ini
kita dapat mengatakan bahwa data berat badan 80 kg adalah 10 kg lebih
berat dari yang 70 kg, tetapi juga dapat mengatakan bahwa data 80 kg
adalah 2x lebih berat dari data 40 kg.
Ø Data hasil pengukuran berat suatu benda yang dinyatakan dalam gram
memiliki semua sifat-sifat sebagai data interval. Benda yang beratnya 1 kg
berbeda secara nyata dengn benda yang beratnya 2kg. Ukuran berat benda dapat
diurutkan mulai dari yang terberat sampai yang teringan. Perbedaan antara
benda yang beratnya 1 kg dengan 2 kg memiliki rentang berat yang sama dengan
perbedaan antara benda beratnya 2 kg dengan 3 kg. Angka 0 kg menunjukkan
tidak ada benda (berat) yang diukur. Benda yang beratnya 2 kg 2 kali lebih berat
dibandingkan dengan benda yang beratnya 1 kg.
|
Thursday, 31 May 2018
CONTOH INSTRUMEN MENGGUNAKAN SKALA PENGUKURAN
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Featured Post
Superior Posting
-
2 contoh judul penelitian sosial deskriptif · Pengaruh karakteristik wirausahawan terhadap tingkat keberhasilan ...
-
Hubungan antara jenis, sumber, dan teknik pengumpulan data adalah Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan...
-
Metode pemilihan sampel probabilitas lebih memungkinkan memperoleh sampel yang representatif daripada metode pemilihan sa...
-
Kriteria masalah penelitian yang mempunyai signifikansi secara teoritis dan praktis · adanya dukungan konsep-k...
-
Pengertian unit analisis dalam penelitian adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian. Dalam peng...
No comments:
Post a Comment